Gudeg Jogja Bu Harjo Kuliner Legendaris Jakarta
SIAPA yang tidak kenal Gudeg Jogja Bu Harjo. Kemahsyuran warung gudeg ini sudah terkenal di Ibu Kota. Bagaimana tidak, warung gudeg yang terletak di lantai dasar, Pasar Cikini Ampiun ini, termasuk kuliner legendaris di Jakarta.
Hal tersebut dibuktikan dengan banyaknya pengunjung yang datang untuk mencicipi kenikmatan makanan khas Yogyakarta tersebut.
Almarhumah Bu Harjo, telah merintis warung gudegnya sejak 1960 di Jakarta dan kini usahanya diteruskan kepada sang cucu, Cahyo. Konsep yang ditawarkan cukup sederhana, dengan dua gerobak yang di dalamnya terdapat aneka lauk untuk gudeg dan nasi rames khas Jawa. Untuk penyajiannya juga khas menambah kesan tradisional. Satu porsinya menggunakan piring rotan, dan alas daun pisang.
Pilihan lauk yang disediakan juga cukup bervariasi. Ada tempe dan tahu bacem, telur pindang, sate usus, buntil (paduan bumbu yang berisi kelapa parut dan teri dibungkus dengan daun talas), ayam kampung dan ayam negeri.
Untuk makan siang, Okezone memilih nasi, gudeg nangka, krecek, telur pindang, sate usus, dan sayur kacang tolo, disiram dengan areh dan sambal bajak sebagai pelengkapnya.
"Yang jadi ciri khas kami itu arehnya. Dibuat dari santan kelapa, dan areh kita warnanya cokelat, biasanya yang lain itu berwarna kuning," jelas Cahyo kepada Okezone di Pasar Cikini Ampiun, Jakarta Pusat, Senin (23/2/2015).
Ketika dicicipi, gurih dari siraman areh yang sedikit bertekstur, manisnya gudeg nangka dan nasi hangat yang pulen sangat terasa. Ditambah dengan sambal bajak yang awalnya terasa manis, lama-lama terasa pedas di mulut. Untuk bumbu telur pindangnya juga meresap ke dalam. Rasanya manis dan asin berpadu jadi satu, ditambah lagi dengan sate ususnya yang manis gurih, juga memberikan sensasi nikmat saat menyantap nasi dan gudeg khas Yogyakarta ini. Suapan demi suapan yang masuk ke mulut terasa legit dan nikmat.
Jika pada umumnya gudeg khas Yogyakarta punya rasa dominan yakni terlalu manis, tapi, untuk gudeg Bu Harjo ini, gudeg nangkanya tidak terlalu manis. Cita rasanya sedikit ringan dan disesuaikan dengan selera masyarakat Jakarta. Mungkin karena itulah Gudeg Jogja Bu Harjo mudah disukai masyarakat umum.
Satu porsi dengan menu lengkap diatas, ditambah es teh manis dipatok seharga Rp25 ribu. Jika ingin lebih hemat, Anda bisa memesan nasi gudeg dan telur pindang dengan harga Rp17 ribu. Sebaliknya, jika ingin menu spesial dengan lauk seperempat potong ayam kampung gurih, Anda harus membayar Rp36 ribu, belum termasuk minum.
Selain gudeg, juga tersedia juga nasi rames khas Jawa yang juga disukai banyak pelanggannya. Nasi rames disajikan dengan serundeng daging, asem-asem buncis, acar, rendang telur, tempe kering pedas, dan mi goreng jawa.
Sebagai saran, jika ingin menikmati kelezatan Gudeg Jogja Bu Harjo, datanglah lebih awal atau di luar jam makan siang. Pasalnya, tempat sangat terbatas dan di jam tersebut warung gudeg ini sangat ramai.
"Kami buka pukul 08.00 sampai 16.30 WIB, hari Senin sampai Sabtu. Kalau Minggu tutup," pungkas Cahyo.
Selain di Pasar Cikini, Warung Gudeg Bu Harjo juga ada di kawasan Cibubur dan Jalan Kendal, Menteng Jakarta Pusat.
sumber
SIAPA yang tidak kenal Gudeg Jogja Bu Harjo. Kemahsyuran warung gudeg ini sudah terkenal di Ibu Kota. Bagaimana tidak, warung gudeg yang terletak di lantai dasar, Pasar Cikini Ampiun ini, termasuk kuliner legendaris di Jakarta.
Hal tersebut dibuktikan dengan banyaknya pengunjung yang datang untuk mencicipi kenikmatan makanan khas Yogyakarta tersebut.
Almarhumah Bu Harjo, telah merintis warung gudegnya sejak 1960 di Jakarta dan kini usahanya diteruskan kepada sang cucu, Cahyo. Konsep yang ditawarkan cukup sederhana, dengan dua gerobak yang di dalamnya terdapat aneka lauk untuk gudeg dan nasi rames khas Jawa. Untuk penyajiannya juga khas menambah kesan tradisional. Satu porsinya menggunakan piring rotan, dan alas daun pisang.
Pilihan lauk yang disediakan juga cukup bervariasi. Ada tempe dan tahu bacem, telur pindang, sate usus, buntil (paduan bumbu yang berisi kelapa parut dan teri dibungkus dengan daun talas), ayam kampung dan ayam negeri.
Untuk makan siang, Okezone memilih nasi, gudeg nangka, krecek, telur pindang, sate usus, dan sayur kacang tolo, disiram dengan areh dan sambal bajak sebagai pelengkapnya.
"Yang jadi ciri khas kami itu arehnya. Dibuat dari santan kelapa, dan areh kita warnanya cokelat, biasanya yang lain itu berwarna kuning," jelas Cahyo kepada Okezone di Pasar Cikini Ampiun, Jakarta Pusat, Senin (23/2/2015).
Ketika dicicipi, gurih dari siraman areh yang sedikit bertekstur, manisnya gudeg nangka dan nasi hangat yang pulen sangat terasa. Ditambah dengan sambal bajak yang awalnya terasa manis, lama-lama terasa pedas di mulut. Untuk bumbu telur pindangnya juga meresap ke dalam. Rasanya manis dan asin berpadu jadi satu, ditambah lagi dengan sate ususnya yang manis gurih, juga memberikan sensasi nikmat saat menyantap nasi dan gudeg khas Yogyakarta ini. Suapan demi suapan yang masuk ke mulut terasa legit dan nikmat.
Jika pada umumnya gudeg khas Yogyakarta punya rasa dominan yakni terlalu manis, tapi, untuk gudeg Bu Harjo ini, gudeg nangkanya tidak terlalu manis. Cita rasanya sedikit ringan dan disesuaikan dengan selera masyarakat Jakarta. Mungkin karena itulah Gudeg Jogja Bu Harjo mudah disukai masyarakat umum.
Satu porsi dengan menu lengkap diatas, ditambah es teh manis dipatok seharga Rp25 ribu. Jika ingin lebih hemat, Anda bisa memesan nasi gudeg dan telur pindang dengan harga Rp17 ribu. Sebaliknya, jika ingin menu spesial dengan lauk seperempat potong ayam kampung gurih, Anda harus membayar Rp36 ribu, belum termasuk minum.
Selain gudeg, juga tersedia juga nasi rames khas Jawa yang juga disukai banyak pelanggannya. Nasi rames disajikan dengan serundeng daging, asem-asem buncis, acar, rendang telur, tempe kering pedas, dan mi goreng jawa.
Sebagai saran, jika ingin menikmati kelezatan Gudeg Jogja Bu Harjo, datanglah lebih awal atau di luar jam makan siang. Pasalnya, tempat sangat terbatas dan di jam tersebut warung gudeg ini sangat ramai.
"Kami buka pukul 08.00 sampai 16.30 WIB, hari Senin sampai Sabtu. Kalau Minggu tutup," pungkas Cahyo.
Selain di Pasar Cikini, Warung Gudeg Bu Harjo juga ada di kawasan Cibubur dan Jalan Kendal, Menteng Jakarta Pusat.
sumber